Rabu, 20 Juli 2011

Seribu Duka Buat Negeri Tercinta


Negeri ini adalah negeri yang dikutuk,
Negeri yang nasibnya terpuruk,
Utangnya bertumpuk-tumpuk,
Rakyatnya mau mengamuk

Selamat datang di negeri preman,
Di sebelah kiri dipepet copet,
Di kanan ditunggu jambret,
Di depan dihadang tukang peras,
Di atas diinjak tukang tindas

Inilah negeri yang beragama,
Tapi korupsinya menjadi juara dunia.
Lihatlah para maling berbaris dengan rapat, hening dan sangat khidmat.
Sedang beribadahkah mereka ?
Ternyata tidak !!,
Mereka sedang mencuri secara berjamaah
Sulit bagimu untuk memasuki barisannya
Lihatlah para maling itu mengatasnamakan agama untuk kepentingan perutnya,
Mereka rajin menyantuni anak yatim dan beramal
Sambil mem-mark up anggaran dan me-mark down pelaksanaan.,
Mereka rajin pergi umrah dan naik haji,
Setelah kembali dari tanah suci makin rajin mencari upeti
Sambil mengutip ayat-ayat suci.
Di malam hari rajin ibadah dan minta ampunan,
Di siang hari rajin mencari komisi dan berbuat kemaksiatan

Lihatlah di negara yang beragama ini,
Agama digunakan untuk menghajar dan menghina sesama,
Seolah-olah Tuhan adalah dewa perang,
Dan umatnya adalah pembunuh kehidupan
Sambil menyebut nama Sang Pemberi Kehidupan.
Dakwah bukan lagi untuk mengajak kebaikan tapi untuk menghantam kiri-kanan,
Dialog dan diskusi bukan lagi mencari solusi tapi untuk saling menghabisi

Ini adalah negeri partai dan golongan,
Gambar partai banyak sekali jumlahnya,
Slogannya untuk kesejahteraan
Pelaksanaanya baru menjadi impian
Semuanya cuma mementingkan pribadi dan golongan
Gemar melecehkan kebersamaan

Negeri ini negeri antrian,
Orang kaya antri di kedai roti demi gengsi,
Orang miskin antri minyak tanah seliter berhari-hari
Orang kaya antri memamerkan kemewahan tak peduli tetangganya kelaparan ,
Orang miskin antri bantuan sambil saling hantam dan sikut-sikutan .
Mall-mall ramai orang mengejar impian
Masjid sepi seperti kuburan
Buku-buku motivasi menjadi rebutan
AlMu hanya menjadi pajangan

Negeri ini adalah negeri berketuhanan,
Tapi pemimpin dan rakyatnya kesetanan,
Ibu membunuh anak karena kemiskinan,
Korupsi sah-sah saja asal tidak ketahuan

Negeri ini adalah negeri tontonan,
Gosip dan fitnah menjadi hiburan,
Para pemimpin sibuk menghabiskan uang untuk membuat iklan,
Rakyatnya gelap mata terbujuk rayuan iklan,
Acaranya berisi kemarahan dan kemewahan.

Negeri ini entah negeri apa,
Yang kaya semakin rakus,
Yang miskin makin curang,
Para selebritis berebut menjadi pemimpin,
Para seniman sudah berpolitik,
Pemimpin agama pandai bermain intrik,
Para pemimpin malah bermain klenik.

Ya Tuhan…..,
Jika penduduk negeri ini sudah tak takut lagi dengan hukuman-Mu
Mohon diberi kutukan….
Tapi….
Selamatkanlah anak-anak kami
Karena merekalah yang akan memperbaiki kesalahan kami
Dan Insya Allah,
Perbuatan dan doa-doa mereka
Mengurangi hukuman kami…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar